Fight over Food?!
Pagi ini aku ke sebuah undangan pernikahan dan berdesakkan untuk sepiring makanan. Zuppa soup namanya. Tak ada antrian. Semua menunggu makanan melingkari sang pembuat soup untuk menghidangkannya. Aku yang sudah menunggu lebih awal tergeser oleh anak kecil kemudian bapak-bapak. Dalam hati kubergumam, entah mengapa merasa tak elit bahwa kita perlu berdesakdesakkan hingga mengambil giliran orang lain untuk makanan. Untuk sebuah makanan saja padahal makanan lain tersedia dan perut ini tidak kelaparan sebenarnya.
Cantik
Aku ke Ciwalk dan melihat figur-figur cantik semampai. Mereka berdandan sedemikian agar mata-mata tertuju padanya. Menghias ini biar merona, menambah itu biar atraktif, menata sebagian biar menjadi pusat perhatian.
Kuteringat percakapanku ketika aku di SMA dengan sahabatku yang berpikiran lain. “Kasian ya orang yang ga cantik, susah cari jodoh,”kubilang.
“Justru kasian yang cantik, godaannya besar, sering gonta-ganti pacar lah, seperti piala bergilir. Bisa terjerumus ke hal-hal negative, diperkosa lah, dilecehkan karena dia menggoda/seksi atau pergaulan bebas,” balasnya.
Mau cantik atau tidak, sepertinya ada tantangannya masing-masing. Yang penting adalah bagaimana mensyukurinya. Bukan cantik luar tapi hati tidak dan bukan hati cantik tapi luar diabaikan. Terkadang yang sudah cantik pun merasa kurang cantik dan lupa keadaan orang yang tak secantik dirinya.Yang penting adalah bagaimana merasa “healthy and whole” kalo kata Oprah Winfrey, merasa sehat dan berbahagia atas apa yang dimiliki.
Be thankful for what you have; you’ll end up having more. If you concentrate on what you don’t have, you will never, ever have enough. Oprah Winfrey
It’s not getting what you want. It’s wanting what you’ve got. Sheryl Crow-Soak Up The Sun